Hollywood of the Forties Nonton Movie – Keuntungan Masa Perang dan Wajah Baru

Pepatah lama mengatakan, “Kejahatan tidak akan berhasil.” Tampaknya hal itu tidak berlaku pada perang. Di Hollywood tahun 1940-an, Perang Dunia II menjadi hit besar di box office. Bagi mereka yang tidak bertugas di angkatan bersenjata, terdapat lebih banyak pekerjaan dan lebih sedikit cara untuk membelanjakan penghasilannya.

Penjatahan bahan bakar mengurangi penggunaan mobil, sehingga perjalanan liburan jarak jauh tidak mungkin dilakukan. Televisi belum mencapai masa kejayaannya dan hanya merupakan kedipan samar di cakrawala hiburan. Bisbol, hobi nasional Amerika, mematikan lampu malam selama perang berlangsung. Cahaya terang Broadway meredup dan masyarakat Amerika mencari sesuatu untuk memuaskan dahaga mereka akan hiburan.

Jawaban atas masalah ini datang dari studio Hollywood. Jumlah box office melonjak ketika penonton mencari jeda dari berita perang dan menikmati jeda singkat selama beberapa jam. Meskipun pemilik Hollywood dan teater memperoleh keuntungan besar nonton movie, beberapa masalah mulai muncul.

Sejumlah besar bintang terkenal pada masa itu, yang ingin menunjukkan patriotisme mereka, mendaftar di angkatan bersenjata. Sedangkan bagi mereka yang tidak bergabung, mereka bekerja untuk mendukung kekuatan dengan cara apapun yang memungkinkan. Sejumlah besar penulis, fotografer, dan semua elemen manusia yang diperlukan untuk memproduksi film ikut serta bersama mereka.

Mencari alternatif atas kerugian ini sudah menjadi kebutuhan mutlak. Untuk membantu mengisi kekosongan ini datanglah Van Johnson, Lauren Bacall, Elizabeth Taylor yang berusia 12 tahun, Mickey Rooney, Esther Williams, Jennifer Jones, June Allyson, Margaret O’Brien, Danny Kaye, dan Frank Sinatra, kembali setelah dua puluh tahun ketiadaan. Aktor terkenal bertahun-tahun Clifton Webb.

Masalah lain yang tidak mudah diselesaikan adalah kualitas film yang dihasilkan. Potensi keuntungan yang sangat besar di Hollywood pada masa perang pada tahun 1940-an menyebabkan studio film mengganti kualitas dengan kuantitas. Cerita dan performanya menurun dalam situasi seperti ini karena Hollywood sekali lagi menyadari bahwa mereka harus menawarkan lebih dari sekedar pembuatan film yang diproduksi secara massal.

Meskipun penonton sangat menginginkan kebebasan emosional dari perang, mereka juga menuntut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi, bukan hanya membaca. Hollywood, dengan bantuan yang sangat diperlukan dari pembuat film militer dan fotografer tempur, menyediakan kursi terdepan bagi rakyat Amerika dengan film berita dan dokumenter tentang Perang Dunia II.

Tapi, sekali lagi, kelebihan Hollywood akan ikut berperan. Menampilkan kekejaman perang dalam skala besar akan mendorong penonton pasca perang untuk meninggalkan film-film tersebut dan kembali menonton film sebagai sarana untuk melarikan diri dari kesulitan hidup.

Namun, sejarah dibuat dengan film jenis ini karena Hollywood pada tahun 1940-an membuktikan bahwa sinema ditakdirkan untuk menjadi buku sejarah masa depan.

You may also like

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *